Tanggal 19 April 1967 jadi salah satu titik balik dalam sejarah lari dunia—terutama buat perempuan. Seorang mahasiswa bernama Kathrine Switzer diam-diam mendaftar Boston Marathon dengan inisial “K.V. Switzer” agar bisa ikut balapan yang saat itu dilarang untuk wanita.

Saat lomba berlangsung, seorang ofisial lomba berusaha menariknya keluar dari lintasan. Tapi Kathrine tetap berlari—dilindungi oleh pacar dan rekan timnya—dan akhirnya menyelesaikan race dalam waktu 4 jam 20 menit. Aksi ini memicu perdebatan global dan mempercepat diterimanya perempuan di dunia marathon.

Kenapa Ini Penting?

Lari jarak jauh dulu dianggap terlalu berat dan berisiko buat perempuan. Tapi perjuangan Switzer membuktikan sebaliknya, dan jadi simbol keberanian serta ketekunan dalam melawan norma yang diskriminatif.

Pada 1972, perempuan akhirnya secara resmi diizinkan ikut Boston Marathon. Sejak itu, jumlah pelari wanita terus bertumbuh, bahkan di beberapa race sekarang pelari wanita bisa mencapai 50% peserta.

Kesimpulan

Kathrine Switzer bukan cuma pelari—dia pionir. Kisahnya jadi pengingat bahwa olahraga bisa jadi alat perubahan sosial. Kalau kamu lari hari ini sebagai perempuan, ingat bahwa hak itu diperjuangkan oleh sosok seperti dia.

Referensi:

  • Switzer, K. (2007). Marathon Woman: Running the Race to Revolutionize Women’s Sports.
  • Boston Athletic Association. Women in the Boston Marathon History.