World Athletics, badan yang mengatur atletik secara global, memutuskan untuk mengatur dan dalam beberapa kasus melarang penggunaan sepatu lari tertentu untuk menjaga integritas kompetisi dan kesetaraan di antara para atlet.
Ada beberapa alasan utama mengapa sepatu lari dapat dilarang:
- Keuntungan yang Tidak Adil: Teknologi sepatu canggih seperti sol tebal dengan bahan busa yang memberikan rebound tinggi atau pelat karbon yang meningkatkan efisiensi energi dapat memberikan keuntungan signifikan kepada pelari. Ini bisa mengganggu level playing field di antara para atlet yang mungkin tidak memiliki akses atau pilihan untuk menggunakan teknologi serupa.
- Prestasi Berbasis Teknologi: Ada kekhawatiran bahwa kemajuan dalam teknologi sepatu dapat menyebabkan prestasi yang lebih didorong oleh inovasi sepatu daripada oleh kemampuan fisik dan pelatihan atlet. Hal ini dapat merusak esensi olahraga yang berfokus pada kemampuan alami dan usaha keras.
- Keselamatan Atlet: Terkadang, sepatu dengan teknologi canggih dapat menimbulkan pertanyaan tentang dampak jangka panjang terhadap kesehatan atlet, seperti meningkatkan risiko cedera karena perubahan dalam biomekanika lari.
Sebagai respons, World Athletics telah menetapkan aturan yang mendefinisikan karakteristik yang diperbolehkan untuk sepatu yang digunakan dalam kompetisi, seperti ketebalan sol dan penggunaan pelat pegas. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua atlet memiliki akses yang setara ke peralatan dan bahwa prestasi dalam lomba adalah hasil dari bakat dan latihan, bukan hanya dari peralatan yang superior.
Tapi World Athletic juga ngasih pedoman untuk sepatu yang akan di daftarkan nih :
- Ketebalan Sol: Sol sepatu untuk acara jalan raya tidak boleh lebih tebal dari 40 mm.
- Pelat Pegas: Sebelumnya, sepatu hanya diizinkan memiliki satu pelat pegas. Namun, perubahan terbaru memperbolehkan penggunaan lebih dari satu pelat, asalkan tidak melebihi batasan ketebalan sol.
- Tidak ada Prototipe: Sebelumnya, sepatu yang belum tersedia secara komersial untuk publik (prototipe) dilarang digunakan dalam kompetisi. Tetapi aturan ini telah diubah untuk memperbolehkan penggunaan prototipe dalam kompetisi selama sudah tersedia di pasar setidaknya empat bulan sebelumnya.
Dengan aturan-aturan ini, beberapa model sepatu yang terkenal karena inovasi mereka, seperti Nike Alphafly Next%, pada awalnya berada dalam zona abu-abu regulasi sebelum klarifikasi lebih lanjut tentang peraturan tersebut memastikan bahwa mereka memenuhi standar yang diperlukan untuk digunakan dalam kompetisi.