Adidas Prime X2 Strung telah menjadi perbincangan hangat di kalangan komunitas lari karena desainnya yang inovatif dan performa yang luar biasa. Namun, meskipun keunggulan teknologinya, sepatu ini telah dilarang dalam kompetisi resmi yang diatur oleh World Athletics. Mengapa sepatu ini dianggap terlalu “canggih” untuk digunakan dalam lomba resmi? Mari kita bahas lebih dalam.

Apa Itu Adidas Prime X2 Strung?

Adidas Prime X2 Strung adalah model sepatu lari terbaru dari Adidas yang menggunakan teknologi anyaman serat “Strung”. Teknologi ini memungkinkan setiap serat diatur dan disusun dengan presisi untuk memberikan dukungan yang optimal dan responsivitas yang tinggi kepada pelari. Dengan desain yang unik dan material yang inovatif, sepatu ini dirancang untuk memberikan kombinasi ideal antara kenyamanan, stabilitas, dan efisiensi energi.

Fitur utama dari Prime X2 Strung meliputi:

  • Upper Strung: Bagian atas sepatu terbuat dari bahan anyaman yang memberikan dukungan dan fleksibilitas sesuai dengan gerakan kaki pelari.
  • Midsole Lightstrike Pro: Midsole yang sangat tebal dan empuk ini dirancang untuk memberikan bantalan yang optimal dan pengembalian energi yang tinggi.
  • Pelat Karbon: Sepatu ini juga dilengkapi dengan pelat karbon yang terintegrasi, yang membantu memberikan dorongan tambahan pada setiap langkah.

Mengapa Sepatu Ini Dilarang dalam Kompetisi Resmi?

Meskipun Adidas Prime X2 Strung menawarkan banyak keunggulan bagi pelari, sepatu ini melanggar beberapa aturan penting yang ditetapkan oleh World Athletics untuk perlombaan resmi:

  1. Ketebalan Sol yang Berlebihan

Salah satu aturan utama World Athletics mengenai sepatu balap adalah bahwa ketebalan sol tidak boleh lebih dari 40 mm untuk sepatu yang digunakan dalam perlombaan jarak jauh seperti maraton. Adidas Prime X2 Strung memiliki ketebalan sol sekitar 50 mm atau lebih, tergantung pada ukuran sepatu. Ketebalan sol ini dianggap memberikan keuntungan yang tidak adil karena menawarkan penyerapan dan pengembalian energi yang lebih besar dibandingkan sepatu dengan sol yang lebih tipis. Dengan kata lain, semakin tebal sol, semakin banyak energi yang dapat disimpan dan dilepaskan kembali saat kaki pelari mendorong tanah, memberikan efek “trampolin” yang lebih kuat.

  1. Pelat Karbon Ganda

Selain ketebalan sol, aturan World Athletics juga mengatur jumlah pelat yang diizinkan dalam sepatu balap. Sepatu balap resmi hanya boleh memiliki satu pelat atau struktur pelat yang tidak memberikan keuntungan mekanis tambahan. Adidas Prime X2 Strung dirancang dengan pelat karbon yang terintegrasi dalam midsole, yang memberikan stabilitas tambahan dan dorongan ke depan yang lebih kuat. Jika desain ini dianggap memberikan keuntungan mekanis tambahan yang tidak sesuai dengan aturan, maka sepatu tersebut bisa dilarang dalam kompetisi resmi.

Apakah Sepatu Ini Masih Layak Digunakan?

Meskipun Adidas Prime X2 Strung dilarang dalam kompetisi resmi, sepatu ini tetap menjadi pilihan populer bagi pelari untuk latihan dan perlombaan non-resmi. Sepatu ini memberikan kenyamanan luar biasa dan peningkatan performa yang signifikan, yang membuatnya ideal untuk sesi latihan intens atau bahkan sebagai sepatu latihan harian.

Banyak pelari yang menyukai sensasi “springy” dan dorongan tambahan yang diberikan oleh pelat karbon dan sol tebal sepatu ini. Sepatu ini juga membantu mengurangi kelelahan kaki selama jarak jauh, berkat bantalan empuk dan desain sol yang mendukung.

Kesimpulan

Adidas Prime X2 Strung adalah contoh sepatu lari modern yang mendorong batas teknologi untuk memberikan performa terbaik bagi pelari. Namun, dalam dunia perlombaan resmi, batasan-batasan tertentu harus diberlakukan untuk memastikan keadilan kompetitif. Meskipun sepatu ini tidak memenuhi kriteria untuk perlombaan resmi, keunggulan desain dan teknologinya membuatnya tetap menjadi pilihan menarik bagi pelari yang ingin meningkatkan performa mereka di luar arena kompetitif resmi.