Setelah sukses besar dengan Harden Vol. 9, James Harden kembali melanjutkan performa dan gaya khasnya lewat seri terbaru, adidas Harden Vol. 10 “Hellcat”. Terinspirasi dari mobil muscle legendaris yang dikenal buas dan bertenaga, versi ini tampil dengan kesan glossy hitam elegan dan detail merah yang menyala mencerminkan kecepatan, kekuatan, dan Read more…
Night run itu punya vibe yang beda. Jalanan lebih kosong, udara lebih dingin, dan suasana lebih tenang. Ini waktu terbaik buat lari sambil mikir, sambil nyari ritme, atau sekadar kabur sebentar dari riuhnya hari. Tapi night run bukan cuma soal mood—dia punya manfaat besar buat mental. Lo bisa fokus penuh Read more…
Peak week itu momen paling intens dalam training plan. Minggu ketika mileage naik, long run lebih panjang, tempo lebih tajam, dan mental diuji. Di titik ini badan capek, kepala rame, tapi justru di sini fondasi performa terbentuk. Kunci peak week adalah manage effort, bukan push ego. Kalau lo memaksakan semua sesi jadi Read more…
Banyak pelari yang ngerasa makin sering latihan = makin cepet kuat. Padahal yang bikin lo berkembang justru ada di jam-jam setelah latihan selesai: di tidur lo, makan lo, dan rutinitas pulih lo. Recovery adalah latihan tersembunyi. Tidur itu nomor satu. Kalau tidur lo kacau, pace lo ikut kacau. Badan bisa Read more…
Banyak pelari lupa kalau lari itu aktivitas yang makannya lebih serius daripada latihannya. Yap, fuelling itu bukan cuma soal gel pas race, tapi soal gimana badan lo punya bensin yang cukup buat ngangkat pace, nanjak, dan lari jauh tanpa drama. Kalau lari berasa berat, sering banget penyebabnya simpel: lo kurang makan. Coba Read more…
Kadang badan lo bukan capek — tapi otak lo bosen. Rute yang sama tiap hari bikin motivasi pelan-pelan turun. Even kalau pace lo sama, feel-nya beda banget kalau jalurnya itu-itu aja. Cobalah sesekali nyari suasana baru. Bukan harus jauh, tapi cukup muter kiri kanan, nyoba jalan kecil yang biasanya lo Read more…
Banyak pelari mikir warm-up itu ribet. Padahal kenyataannya, 5 menit pemanasan bisa ngubah keseluruhan kualitas lari lo. Tanpa warm-up, jantung dan otot dipaksa “nyala” mendadak — hasilnya lari terasa berat. Warm-up simple cukup kok: leg swing, ankle mobility, high knees 20–30 detik, dan jalan cepat sebelum mulai lari beneran. Nggak Read more…
Ini salah satu mindset paling penting: lari kenceng itu bagus, tapi lari santai itu perlu. Banyak pelari yang overtraining tanpa sadar karena ngerasa “harus kenceng terus” biar kelihatan progres.Easy run itu justru tempat lo ngebangun fondasi. Di pace santai inilah tubuh adaptasi, jantung menguat, dan kaki belajar jalan jauh tanpa stress Read more…
Kebiasaan paling umum setelah lari: stop → duduk → buka HP. Padahal tubuh lagi butuh transisi supaya detak jantung turun pelan-pelan. Cooldown 3–4 menit cukup: jalan santai sambil atur napas. Ini bikin tubuh nyelesain “sisa kerja” dari sesi lari. Setelah itu, stretching pendek lebih bagus lagi: hamstring, betis, quad, lower Read more…
Banyak pelari yang tanpa sadar kejebak start terlalu cepat. Euforia masih tinggi, napas masih segar, crowd masih rame — akhirnya pace kebablasan. Padahal, justru di awal inilah badan harus dikasih waktu buat bangun pelan-pelan. Negative split itu simpel: lo mulai santai, terus naikin pace perlahan di tengah, baru ngegas sedikit Read more…